Sabtu, 15 Agustus 2009

Media Terlalu Berlebihan Meliput Teroris

dakwatuna.com – Yogyakarta, Ketua Dewan Pers Ichlasul Amal menilai pola pemberitaan yang dilakukan media dalam kasus terorisme terutama penangkapan terorisme di Temanggung terlalu berlebihan.

Pemberitaan ini menyebabkan teroris seperti Noordin M Top menjadi semakin merasa jadi jagoan dalam meneror masyarakat.

“Noordin jadi setengah jagoan dalam melakukan teror akibat lebih banyak diangkat oleh pers,” kata Prof Dr Ichlasul Amal dalam diskusi “Mengukur Keberhasilan Penaganganan Teroris di Indonesia,” di Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK) di Terban, Blimbingsari, Yogyakarta, Jumat (14/8/2009).

Sementara itu dosen Hubungan Internasional (UGM) Dr Erick Hiarej menegaskan terorisme bukan masalah bom, tapi melancarkan serangan teror kepada masyakat dalam bertahun-tahun. Dia hanya khawatir dengan pemberitaan di media besar-besaran itu justru teroris akan memanfaatakan media untuk meneror masyarakat.

“Yang dicari pelaku adalah publisitas dari media,” katanya.

Menurut dia, pemerintah harus serius ingin melawan terorisme. Namun hal itu tidak cukup membuat kebijakan UU anti teror.
Karena para teroris juga menggunakan kecanggihan teknologi. Mereka juga mengikuti perkembangan penanganan teroris yang dilakukan pemerintah.

“Saat ini untuk mencari Noordin tidak mudah, Eropa dan Amerika saja untuk menangkap Osama Bin Laden selama 8 tahun, juga tidak berhasil. Padahal dengan alat yang lebih canggih lagi,” pungkas dia. (bgs/rdf/detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KLIK IKLAN DI BAYAR ???